Dikutip dari surat kabar NY Daily News, survei tersebut dilakukan tahun
lalu dan melibatkan lebih dari 8.000 responden. Survei itu sendiri
merupakan bagian dari survei global yang didukung oleh Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) US Centers for Disease Control dan Prevention di
15 negara yang diketahui memiliki tingkat perokok paling berat (seperti
Bangladesh, Brazil, China, Mesir, India, Mexico, Filipina, Poland,
Russia, Thailand, Turki, Ukraina, Uruguay dan Vietnam.
Dari hasil sebuah survei tersebut ditemukan bahwa 67 persen dari seluruh pria di Indonesia yang
berusia di atas 15 tahun telah menjadi pecandu rokok. Dengan fakta
tersebut, negara kepulauan ini berdiri kokoh di peringkat pertama
sebagai negara dengan pria perokok terbanyak, mengalahkan Rusia yang
menduduki peringkat dua yang memiliki prosentase sekitar 35 persen.
Yang paling miris, dalam studi ini juga ditemukan tingginya imbas rokok
terhadap non-perokok. Setidaknya ada sekitar 80 persen penduduk di
Indonesia terpapar asap rokok, baik itu di tempat kerja, rumah, atau
tempat umum lainnya. Dengan kata lain, tingkat perokok pasif di negeri
kita ini merupakan yang tertinggi.
Tingginya promosi iklan rokok menjadi salah satu penyebab semakin
meningkatnya jumlah perokok pria. Pemasangan papan iklan billboard serta
iklan TV yang masih sangat longgar dan bebas semakin memicu jumlah
perokok di kalangan muda.
Selain itu aktifnya para produsen rokok menjadi sponsor di berbagai
kegiatan dengan embel-embel Corporate Social Responsibility (CSR) juga
menjadi faktor lain semakin menancapnya pengaruh mereka terhadap
generasi muda. Belum lagi kegiatan sponsorship di bidang olahraga dan
konser musik. Padahal hal ini telah lama di larang di banyak negara.
0 komentar:
Posting Komentar